Ragam
Oleh oleh Makassar
Sebagai kota yang memiliki beragam seni budaya, maka Makassar memiliki beragam khas oleh oleh Makassar yang mudah diperoleh Oleh oleh Makassar banyak di jumpai di beberapa pasar tradisional, maupun di pasar modern, dan bahkan terdapat beberapa outlet yang khusus menyediakan oleh oleh khas Makassar.
Oleh oleh khas Makassar beragam jenisnya seperti oleh oleh berupa barang kerajinan tangan seperti miniatur Rumah Bugis Makassar, Miniatur Perahu Phinisi, Gantungan kunci, hiasan dinding dari kupu-kupu, dan sebagainya. Ada pula yang berupa alat-alat rumah tangga serta obat seperti minyak gosok dan minyak kayu putih. Keragaman
oleh oleh Makassar ini sering dijadikan simbol wajib bagi para pendatang sebagai bukti bahwa mereka pernah berada di Makassar.
Di samping itu juga di Makassar telah dikembangkan oleh-oleh yang berupa makanan atau penganan/kue-kue khas Bugis Makassar. Pengembangan dan produksi kue-kue khas Makassar ini telah dikemas sedemikian rupa, disamping untuk meningkatkan dan memperluas bidang usaha/industri kecil dan menengah (industri rumah tangga) juga sekaligus dapat menjadi menekan serbuan makanan ringan produksi pabrik, dengan harapan bahwa citra penganan khas Makassar tetap dikenal dan diminati tidak saja oleh orang Bugis Makassar, tetapi juga dapat dikenal dan disukai oleh masyarakat pada umunya.
Beberapa jenis makanan/kue/penganan khas Makassar, yang dapat di jadikan oleh oleh Makassar adalah Putu kacang, Baruasa, dan Kripik Wijen. Oleh oleh Makassar berupa putu kacang, baruasa dan Kripik wijen ini telah diproduksi melalui Home Industry Panorama Food Kue Bugis Makassar dengan beberapa keunggulan. Di antara keunggulan yang dimiliki adalah bahwa oleh oleh Makassar ini dapat bertahan lama karena sudah dikemas degan baik dan diproduksi tanpa menggunakan bahan pengawet. Seluruh bahan baku seperti seperti kacang ijo kelapa, pandan wangi, gula merah, tepung ketan, tepung beras, merupakan bahan-bahan lokal. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga cita rasa khas Bugis Makassar. Bagi yang doyan ngemil sangat pas dinikmati bersama secangkir kopi panas ataupun the manis. Jika anda penikmat Kuliner khas daerah tak ada salahnya mencoba penganan khas oleh oleh Makassar ini, karena selain enak dengan cita rasa khas Makassar, juga memiliki kandungan gizi tinggi.
Untuk informasi selengkapnya tentang oleh oleh Makassar dapat anda lihat di http://www.kuebugismakassar.com/, dan sekaligus anda dapat memesannya melalui Panorama Food Memproduksi kue tradisional Bugis Makassar yang diolah dari bahan baku pilihan dengan resep asli tradisional tanpa bahan pengawet. Tersedia dalam kemasan Dos dan Toples, dengan tidak meninggalkan kesan corak budaya Bugis Makassar . Cocok untuk oleh-oleh atau buah tangan buat
keluarga dan teman-teman. Hubungi ;(0411) 248 7603 Hp. 085 255 924 999.
Uang Pulsa DPR Disorot
Tiap Anggota Dewan Terima Rp 14 juta Tiap Bulan
WALAU disorot oleh berbagai kalangan tapi sejumlah anggota DPR tidak peduli. Meski kinerja dan produktivitas para anggota dewan kurang memuaskan tapi tidak menyurutkan mereka menerima berbagai “bonus” dan fasilitas yang “wah”. Bukan hanya minta dibangunkan ruang kerja eksklusif tapi mereka setiap bulan menerima Rp 14 juta perorang hanya untuk pembeli pulsa. Woh, uang pulsa tiap bulan sebesar Rp 14 juta ? Kira-kira uang sebesar itu kalau dibelikan pulsa berapa lama ya orang bisa menelpon ? Dan bukan hanya pulsa yang bisa dibeli tapi puluhan hape merek terkenal pun bisa dibeli dengan uang sebesar itu.
Jumlah uang pulsa untuk telepon seluler para anggota dewan akan bertambah pada saat mereka melakukan reses. Selain uang pulsa, kantong anggota dewan akan bertambah tebal pada masa reses. Itu karena tiap-tiap anggota dewan akan mendapat uang tambahan sebesar Rp 20,4 juta setiap kali reses untuk mengisi pulsa pribadi. “Dengan demikian uang pulsa setiap anggota dewan setiap tahunnya sebesar Rp 270 juta. Itu artinya rakyat harus menyediakan anggaran isi pulsa 560 anggota dewan sebesar Rp 151 miliar pertahun, “ jelas Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi.
Ironisnya, kata Uchok karena tidak ada kewajiban para anggota DPR untuk menyerahkan laporan pertanggungjawaban, baik uang pulsa bulanan maupun pada saat mereka reses. “Untuk itu kami minta kepada para anggota DPR agar mengembalikan uang pulsa yang mereka terima karena double anggaran,” katanya.
Adanya isu uang pulsa sebesar Rp 14 juta perbulan ini dibantah sejumlah anggota DPR. Menurut mereka uang pulsa tiap bulan tidak sebesar itu. Selain itu fasilitas lain yang menjadi sorotan adalah uang tehnologi informasi (TI) DPR tahun 2010 sebesar Rp 10,6 miliar dan 2011 ini naik menjadi Rp 10,9 miliar. Namun anggaran sebesar itu tidak sebanding dengan kemampuan paran anggota DPR memanfaatkan Tehnologi Informasi.
Menurut anggota Komisi II dari Fraksi Golkar Basuki Tjahja Purnama mengaku hanya menerima antara Rp 7 juta sampai Rp 8 juta perbulan. Sementara Wakil Ketua DPR, Anis Matta uang dimaksud itu bukan uang pulsa melainkan tunjangan komunikasi politik ke konstituen. Saya tidak ingat berapa besarannya tapi nggak sampai duapuluhjutaanlah,” jelas putra Sulawesi Selatan ini kepada wartawan. (*/rusli)
Bantuan Sosial tidak Digubris, Nyawa pun Melayang
SUNGGUH memiriskan hati mendengar kabar duka. Dua anak manusia tewas secara mengenaskan. Pemimpin aliran sesat, Aha tewas diborondong delapan butir timah panas setelah sebelumnya menebas leher seorang anggota Polresta Maros, Aiptu Abd Rahim (56) beberapa waktu lalu.
Lelaki Aha yang selalu mengenakan jaket loreng plus lengkap dengan senjata tajam sebenarnya pada hari nahas itu masih sempat bercengkerama dengan sejumlah anggota Polres Maros di depan ruang sidang paripurna DPRD Maros. Malah penulis sempat bertanya kepada Kabag Humas Pemkab Maros, Kamaluddin Nur.
“Itumi dibilang Aha,” ujar Kamal panggilan akrab Kabag Humas Pemkab Maros kepada penulis.
Tujuan Aha sebenarnya ingin bertemu Bupati Maros, HM Hatta Rahman yang kala itu sedang menghadiri sidang paripurna di DPRD Maros. Maksudnya bertemu dengan Bupati Hatta adalah ingin menanyakan proposal miliknya yang sudah beberapa bulan tapi tidak digubris.
Keberadaan aliran Aha sempat menggemparkan seantero nusantara ini, karena tata cara pelaksanaan salat dan syahadatnya tidak lazim seperti yang dilakukan umat Islam lainnya. Maka diadakanlah pendekatan secara persuasif oleh Pemerintah Kabupaten Maros bersama jajarannya. Lambat tapi pasti, Aha pun berjanji tidak akan menyebarkan lagi aliran yang dianggap nyeleneh itu. Tapi dengan satu syarat pemerintah mau memberikan bantuan tapi dengan satu syarat, Aha tidak lagi menyebarkan ajarannya. Sepakat. Artinya pemerintah Desa Laiya bersama pemerintah Kecamatan Cenrana tempat dimana Aha berdomisili sanggup memfasilitasi untuk membuatkan proposal bantuan sosial yang kemudian dimasukkan ke Pemkab Maros.
Bulan berganti bulan, kesabaram Aha akhirnya habis juga. Lalu dia bersama anak buahnya “turun gunung.” Dia ditemani tiga anak buahnya lengkap dengan senjata tajam dan mengendarai motor tanpa helm. Tujuan utama mereka adalah ingin bertemu Bupati Maros, HM Hatta Rahman. Setelah tiba di kantor bupati, Aha hanya ditemui Kabag Kesra, Ferdi. Merasa tidak puas, Aha pun mencari bupati.
Akhirnya Aha mendatangi kantor DPRD Maros dimana Bupati Maros, HM Hatta Rahman sedang mengikuti sidang paripurna. Disini Aha masih sempat menebar senyum kepada setiap orang yang ditemuinya. Bahkan dari pengamatan wartawan TARGET, Aha sempat diberi sebatang rokok dari salah seorang anggota Polresta Maros.
Setelah dibujuk oleh salah seorang anggota DPRD Maros, Muh. Arsyad, Aha pun meninggalkan kantor wakil rakyat itu menuju kampungnya. Sebelum meninggalkan kantor wakil rakyat itu, Aha kata sumber, sudah dijanji oleh Pimpinan DPRD Maros untuk diberikan bantuan ternak sapi untuk menjadi lahan kehidupan bersama pengIkutnya kelak. Dalam perjalanan pulang inilah kemudian terjadi “benturan” antara Aha dengan petugas Polresta Maros. Aha yang sudah dirundung frustasi karena proposalnya tidak ditanggapi pemerintah akhirnya mengamuk saat dibujuk anggota polisi untuk menyerahkan senjata tajam yang dibawah itu. Terjadilah pergulatan antara Aha dengan petugas Polresta Maros. Anggota Polres Maros, Aiptu Abd Rahim yang rencananya tahun depan akan melaksanakan ibadah umroh akhirnya menghembuskan nyawa setelah ditusuk senjata tajam milik Aha. Kepolisian Republik Indonesia pun kehilangan taruna terbaiknya disaat menjalankan tugas.
Menurut Ketua L-MRI, Syamsul Bahri, seandainya bupati peka dengan keadaan rakyatnya tentu peristiwa memilukan ini tidak akan pernah terjadi. “Beginilah kalau bupatinya tidak pernah merasakan kemiskinan dan tidak mau tahu soal kemiskinan orang lain, sehingga tidak peduli dengan proposal yang diajukan rakyatnya. Padahal dana bantuan sosial itu ada pos anggarannya,” ujar Syamsul prihatin.
Lain lagi pendapat Abd Rasyid – salah seorang warga Maros, “ Itumi bedanya bupati sebelumnya yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya. Puang Nuntung—panggilan akrab A Nadjamuddin Aminullah (mantan bupati Maros, red) dulu tidak pernah ada orang yang dikecewakan. Siapa yang minta bantuan pasti dibantu walaupun itu lawan politiknya,” timpal Abd Rasyid.
Wawan Mattaliu salah seorang tokoh muda kabupaten Maros, menyesalkan terjadinya musibah ini. Seharusnya, kata anggota DPRD Sulsel ini, Pemerintah Kabupaten Maros jeli melihat potensi konflik. “Saya turut berduka atas kasus ini. Ini menjadi pelajaran bagi Pemkab Maros ke depan sehingga jangan hanya terfokus pada pembangunan fisik belaka tapi pembinaan mental masyarakat juga sangat penting,” tukas Wawan. (rusli)
Keterangan gambar: Pemimpin Aliran Sesat, Aha (kanan) masih sempat berfoto bersama dengan wartawan foto Tabloid TARGET, Hamsah WR sesaat sebelum peristiwa nahas itu terjadi di depan ruang sidang paripurna DPRD Maros, Senin pekan lalu. Foto romi/penajurnalis
FPI Makassar Razia Warung Makan
Pemilik warung diminta menghargai bulan Ramadhan.
Ramadhan kali ini, anggota Front Pembela Islam Sulawesi Selatan kembali menggelar razia terhadap warung-warung makan yang buka siang hari. Seperti belum lama ini. Aksi dimulai dari Masjid Al-Markaz Al-Islam, kemudian menyisir sejumlah jalan-jalan protokol di Makassar.
Pantauan di lapangan, jalan pertama yang didatangi adalah AP Pettarani Makassar. Di tempat ini, massa FPI menutup paksa setidaknya tiga warung makan, yakni Coto Zul, Coto Selerata, dan Sop Ubi Lasinrang.
Belasan pengunjung warung pun terlihat panik dan buru-buru meninggalkan makanan mereka. Sedangkan anggota FPI langsung memasuki warung dan berteriak-teriak untuk menutup warung mereka.
"Kalian harus menghargai bulan Ramadhan. Jika tidak ditutup sekarang juga, kami akan menghancurkan tempat ini," Ustaz Abdurrahman, Panglima Laskar Pembela Islam, berteriak sambil menyodorkan surat kesepakatan untuk tidak buka siang hari.
Dari AP Pettarani, laskar FPI kemudian menuju Jalan Boulevard dan Jalan Pengayoman. Sejumlah warung kopi dan penjual bakso menjadi sasaran para anggota FPI.
Bahkan di Rumah Makan Topaz, sebuah warung makan kembali diobrak-abrik. Bangku dan meja dibanting massa, yang menyebabkan sejumlah piring, gelas, dan mangkuk milik warung tersebut pecah.
"Anda sejak awal sudah diperingati untuk menghormati Ramadhan, tapi Anda melakukan pembangkangan. Jangan salahkan kami jika terpaksa berbuat anarki," kata Abdurrahman kepada Vivanews.
Sementara pemilik warung bernama Allen tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa melihat isi warungnya diobok-obok anggota FPI. Sedangkan pemilik warung disodori berisi surat kesepakatan untuk tidak beroperasi di siang hari.
"Kami hanya minta untuk tidak buka dari pagi sampai pukul 16.00 Wita. Setelah itu, Anda silakan buka," ujar Abdurrahman lagi.
Sementara itu, meski sejumlah polisi terlihat saat aksi berlangsung, namun tak satupun anggota polisi menindak aksi yang dilakukan oleh FPI. Bahkan polisi terlihat tidak mau menangkap dan hanya mengarahkan kelancaran lalu lintas jika mulai macet. (*/vn)
62 PSK Diajar Mengaji
Mereka tak lagi menor, berpakaian terbuka, apalagi mengedipkan mata kepada siapa saja yang lewat. Mereka justru memakai jilbab dan bersikap kalem.
Enam puluh dua pekerja seks komersial (PSK) di Kawasan Dupak, Bangunsari, Surabaya Utara, dituntun salat, mengaji, dan belajar agama.
Kegiatan ini hasil kerja sama MUI Jatim, Pemprov Jatim, Pemkot Surabaya, dan Yayasan Waqaf Al-Quran Hidayatullah.
Acara tersebut bertujuan memberi kesibukan pada para PSK yang tidak pulang selama Ramadhan dan Idulfitri.
Tujuan jangka panjang kegiatan ini adalah mengurangi jumlah PSK serta membantu mengentaskan mereka dari lembah hitam. "Sebagian sudah tidak asing lagi, sebab mereka sudah tahu dasar-dasar agama. Tetapi, ada juga yang masih bingung mengikuti petunjuk pengajar," kata Sekretaris MUI Jatim, Muhammad Yunus.
Tidak hanya diajak belajar agama, para PSK juga diberi bingkisan, mukena, Alquran, dan sembako. "Itu bertujuan untuk mengurangi jumlah dan mengentas mereka secara bertahap," terang Yunus.
Guna memantau perkembangan mental dan spriritual, sejumlah dai juga diterjunkan mendampingi PSK di kawasan Dupak Bangunsari, Gang Dolly, Jarak, Tambak Asri, Sememi, dan Klakahrejo.
Diharapkan, pada tahun 2014 nanti semua PSK dan mucikari di Surabaya bisa beralih profesi. Terkait itu, pemerintah kota diharapkan bisa menyiapkan modal usaha bagi mereka.
Untuk diketahui, pada tahun 2010, di enam lokalisasi di Surabaya terdata ada sebanyak 2.231 orang PSK. Sekitar 1.145 orang beroperasi di Dolly dan lokalisasi Jalan Jarak yang bermukim di 320 wisma.
Sementara di kompleks Dupak Bangunsari terdapat 200 orang PSK dan 71 orang Mucikari. Juga ada tujuh rumah karaoke serta enam panti pijat. "Bulan depan ada 30 orang PSK yang siap dipulangkan, dan akan memulai berwiraswasta," kata Yunus. (*/vn)