dailyvideo

Bantuan Sosial tidak Digubris, Nyawa pun Melayang

Bantuan Sosial tidak Digubris,  Nyawa pun Melayang

SUNGGUH memiriskan hati mendengar kabar duka. Dua anak manusia tewas secara mengenaskan. Pemimpin aliran sesat, Aha tewas diborondong delapan butir timah panas setelah sebelumnya menebas leher seorang anggota Polresta Maros, Aiptu Abd Rahim (56) beberapa waktu lalu.
Lelaki Aha yang selalu mengenakan jaket loreng plus lengkap dengan senjata tajam sebenarnya pada hari nahas itu masih sempat bercengkerama dengan sejumlah anggota Polres Maros di depan ruang sidang paripurna DPRD Maros. Malah penulis sempat bertanya kepada Kabag Humas Pemkab Maros, Kamaluddin Nur.
“Itumi dibilang Aha,” ujar Kamal panggilan akrab Kabag Humas Pemkab Maros kepada penulis.
Tujuan Aha sebenarnya ingin bertemu Bupati Maros, HM Hatta Rahman yang kala itu sedang menghadiri sidang paripurna di DPRD Maros. Maksudnya bertemu dengan Bupati Hatta adalah ingin menanyakan proposal miliknya  yang sudah beberapa bulan tapi tidak digubris.
Keberadaan aliran Aha  sempat menggemparkan seantero nusantara ini, karena tata cara pelaksanaan salat dan syahadatnya tidak lazim seperti yang dilakukan umat Islam lainnya. Maka diadakanlah pendekatan secara persuasif oleh Pemerintah Kabupaten Maros bersama jajarannya. Lambat tapi pasti, Aha pun berjanji tidak akan menyebarkan lagi aliran yang dianggap nyeleneh  itu. Tapi dengan satu syarat pemerintah mau memberikan bantuan tapi dengan satu syarat, Aha tidak lagi menyebarkan ajarannya.  Sepakat. Artinya pemerintah Desa Laiya bersama pemerintah Kecamatan Cenrana tempat dimana Aha berdomisili sanggup memfasilitasi untuk membuatkan proposal bantuan sosial yang kemudian dimasukkan ke Pemkab Maros.
Bulan berganti bulan, kesabaram Aha akhirnya habis juga. Lalu dia bersama anak buahnya “turun gunung.” Dia ditemani tiga anak buahnya lengkap dengan senjata tajam dan mengendarai motor tanpa helm. Tujuan utama mereka adalah ingin bertemu Bupati Maros, HM Hatta Rahman. Setelah tiba di kantor bupati, Aha hanya ditemui Kabag Kesra, Ferdi. Merasa tidak puas, Aha pun mencari bupati.
Akhirnya Aha mendatangi kantor DPRD Maros dimana Bupati Maros, HM Hatta Rahman sedang mengikuti sidang paripurna. Disini Aha masih sempat menebar senyum kepada setiap orang yang ditemuinya. Bahkan dari pengamatan wartawan TARGET, Aha sempat diberi sebatang rokok dari salah seorang anggota Polresta Maros.
 Setelah dibujuk oleh salah seorang anggota DPRD Maros, Muh. Arsyad, Aha pun meninggalkan kantor wakil rakyat itu menuju kampungnya. Sebelum meninggalkan kantor wakil rakyat itu, Aha kata sumber, sudah dijanji oleh Pimpinan DPRD Maros untuk diberikan bantuan ternak sapi untuk menjadi lahan kehidupan  bersama pengIkutnya kelak. Dalam perjalanan pulang inilah kemudian terjadi “benturan” antara Aha dengan petugas Polresta Maros. Aha yang sudah dirundung frustasi karena proposalnya tidak ditanggapi pemerintah akhirnya  mengamuk saat dibujuk anggota polisi untuk menyerahkan senjata tajam yang dibawah itu. Terjadilah pergulatan antara Aha dengan petugas Polresta Maros. Anggota Polres Maros, Aiptu Abd Rahim yang rencananya tahun depan akan melaksanakan ibadah umroh  akhirnya menghembuskan nyawa setelah ditusuk senjata tajam milik Aha. Kepolisian Republik Indonesia pun kehilangan taruna terbaiknya disaat menjalankan tugas.
Menurut Ketua L-MRI, Syamsul Bahri, seandainya bupati peka dengan keadaan rakyatnya tentu peristiwa memilukan ini tidak akan pernah terjadi. “Beginilah kalau bupatinya tidak pernah merasakan kemiskinan dan tidak mau tahu soal kemiskinan orang lain, sehingga tidak peduli dengan proposal yang diajukan rakyatnya. Padahal dana bantuan sosial itu ada pos anggarannya,” ujar Syamsul prihatin.
Lain lagi pendapat Abd Rasyid – salah seorang warga Maros, “ Itumi bedanya bupati sebelumnya yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya. Puang Nuntung—panggilan akrab A Nadjamuddin Aminullah (mantan bupati Maros, red) dulu tidak pernah ada orang yang dikecewakan. Siapa yang minta bantuan pasti dibantu walaupun itu lawan politiknya,” timpal Abd Rasyid.
Wawan Mattaliu salah seorang tokoh muda kabupaten Maros, menyesalkan terjadinya musibah ini. Seharusnya, kata anggota DPRD Sulsel ini, Pemerintah Kabupaten Maros jeli melihat potensi konflik. “Saya turut berduka atas kasus ini. Ini menjadi pelajaran bagi Pemkab Maros ke depan sehingga jangan hanya terfokus pada pembangunan fisik belaka tapi pembinaan mental masyarakat juga sangat penting,” tukas Wawan. (rusli)
 Keterangan gambar: Pemimpin Aliran Sesat, Aha (kanan) masih sempat berfoto bersama dengan wartawan foto Tabloid TARGET, Hamsah WR sesaat sebelum peristiwa nahas itu terjadi di depan ruang sidang paripurna DPRD Maros, Senin pekan lalu. Foto romi/penajurnalis

Posted by Target News on 22.21. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 comments for Bantuan Sosial tidak Digubris, Nyawa pun Melayang

Leave comment

Recent Entries

Recent Comments

Photo Gallery